Remaja rentan mengalami adiksi karena perkembangan otak belum matang

Remaja rentan mengalami adiksi karena perkembangan otak belum matang

Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Pada masa ini, terjadi banyak perubahan fisik dan mental yang dapat memengaruhi perilaku remaja. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah adiksi atau kecanduan terhadap suatu hal, seperti narkoba, alkohol, gadget, dan lainnya.

Menurut para ahli, remaja rentan mengalami adiksi karena perkembangan otak mereka belum matang sepenuhnya. Otak remaja masih dalam tahap perkembangan, terutama bagian frontal cortex yang berperan dalam pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan pengendalian emosi. Karena itu, remaja cenderung lebih impulsif dan kurang mampu memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Selain itu, remaja juga rentan terpengaruh oleh lingkungan sekitar mereka. Tekanan dari teman sebaya, keluarga, dan media sosial dapat membuat remaja mencoba hal-hal baru yang berisiko, termasuk obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok. Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan adiksi karena remaja seringkali sulit untuk membatasi penggunaan gadget mereka.

Untuk mencegah adiksi pada remaja, penting bagi orangtua dan guru untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai bahaya adiksi dan memberikan contoh perilaku yang sehat. Selain itu, remaja juga perlu diberikan pemahaman mengenai konsekuensi dari adiksi, baik itu dari segi kesehatan, hubungan sosial, maupun prestasi akademik.

Dengan mengenali potensi adiksi pada remaja dan memberikan pendidikan yang benar mengenai bahayanya, diharapkan remaja dapat lebih memahami risiko adiksi dan lebih mampu untuk mengontrol diri mereka sendiri. Sehingga, mereka dapat menghindari perilaku adiktif dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan positif.